Selasa, 30 Maret 2010

True Story...

Dari aku kecil, aku sudah dibiasakan bercerita. Tentang apapun itu. Entah itu cerita disekolah. Ccerita waktu main sama teman-teman, dlsb...
Aku memang suka bercerita,apapun itu. Oleh karenanya aku menjadi cucu kesayangan Alm.nenek ku. Beliau pasti akan mengabulkan apapun yang ku minta, disaat cucu yang lain meminta hal yang sama tapi mereka belum tentu dikabulkan. Misalnya saja pada saat aku minta duit buat beli buku. Alasan beliau simple, katanya karena aku pasti bercerita. Buku tentang apa, beli dimana, dlsb. Mungkin karena itu juga sampai sekarang aku terkesan menuntut orang lain untuk bercerita juga padaku.
Aku ingin siapapun bisa bercerita kepadaku tentang apa saja. Apalagi jika aku termasuk didalam ceritanya. Misalnya saja ada teman sekaligus seseorang yang menjadi tanggunganku sebagian kebutuhannya. Dia mau membeli sebuah barang, duitnya ada padaku sejumlah tertentu. Aku sudah beri saran untuk tidak membeli merk tertentu dari barang tersebut. Eh.ternyata dia tetap membelinya. Akhirnya apa?baru sampai di kost ternyata barang tersebut sudah cacat. Dia tidak bilang padaku. Aku tahu dari teman yang lain. Begitupun pada saat dia akan complain. Aku juga tahu dari teman yang lain. Ternyata barangnya tidak bisa diganti, tidak tahu alasannya apa. Dia tetap tidak bercerita. Aku sengaja tidak bertanya, ingin lihat apakah dia akan bercerita atau tidak. Esok harinya dia akan ganti barang yang sama tapi dengan merk yang berbeda. Akhirnya dia telepon aku, soalnya butuh duit tambahan. Lucunya dia telepon seolah-olah kemaren dia sudah bercerita banyak padaku. Jadi malas. Aku tanggapi dingin teleponnya. Walaupun tetap ku sediakan duit yang dibutuhkan. Eh, ternyata begitu dapat barang yang baru lagi, dia tetap tidak bercerita kepadaku. Misalnya nunjukin barangnya, atau bercerita tentang apa saja yang berhubungan dengan barang tersebut. Duit yang digunakan, duitku kan???
Memang dia anggap aku apa???

Tapi akhirnya aku ambil hikmahnya saja, mungkin aku harus lebih ikhlas lagi dan tidak menuntut orang lain untuk seperti aku. Masih agak kesel dan muangkel sih,tapi.....
tidak ada salahnya belajar ikhlas dan memahami orang lain dari sekarang bukan???
Semoga ALLAH SWT memudahkan,Amiiin.

Untukmu...

Terima kasih.....
Telah hadir dalam hidupku
Mengenalmu merupakan hal terindah
Mencintaimu merupakan sebuah keajaiban.

Maafkan...
Aku hanya bisa memberimu cinta
Tidak lebih
Karena aku memang tidak mempunyai apa-apa
Aku hanyalah seseorang yang tidak mempunyai kelebihan apapun
Bahkan mungkin hanya kekurangan yang aku miliki.

Tapi...
Hanya satu yang bisa aku janjikan
Bahwa aku akan senantiasa menjadi yang terbaik
Untukmu...

Jumat, 26 Maret 2010

Ibu-Bapak...

Seiring waktu yang berlalu,semakin aku menyadari bahwa aku belum berbuat apa-apa untuk Ibu-Bapakku.mohon maafkan anakmu ini..
Tanggal 25 November 2008 Bapak telah menemuiNYA.hanya ada satu harapan semoga beliau mendapat tempat terbaik di JannahNYA sesuai amal beliau.dan semoga kami,anak-anaknya bisa mnjadi anak-anak yang sholeh/sholihat sehingga bisa menjadi penerang di alam barzah. Sekarang hanya ada Ibu di sisi kami,anak-anaknya. Kami sadar tidak bisa membalas apapun untuk mereka. Apapun itu tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanannya.
Ya Robb,sempatkan kami untuk membahagiakannya...

untukmu...

wahai lelaki sholeh...
aku menunggumu
tidak tahu sampai kapan
yang pasti aku akan setia menunggumu

wahai lelaki sholeh...
aku sudah berusaha untuk menjadi sholihat,tapi
apakah aku tidak se-sholihat harapanmu
sehingga engkau tidak segera datang menemuiku???

wahai lelaki sholeh...
aku berharap bersamamu nanti
aku akan menjadi se-sholihat harapanmu
bersama meraih JannahNYA
Amiiinn...